Awan News, Jakarta — Tonggak bersejarah yang telah memacu semangat persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia, tercermin dalam Sumpah Pemuda yang dideklarasi pada 28 Oktober 1928. Kobaran semangat ini, selain memacu terjadinya Kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 Agustus 1945, namun juga mempunyai daya rancang agar masa-masa kemerdekaan diisi dengan ruh dan jiwa sumpah pemuda: satu bangsa, satu tanah air dan satu bahasa yaitu Indonesia.
Demikian antara lain disampaikan salah seorang akademisi dari Universitas Negeri Jakarta (UNJ) DR Nurzengky Ibrahim, MM., kepada Awan News di Jakarta, Selasa (21/10/2025). Dosen pengajar Pendidikan Lingkungan Strata-2 ini juga memandang, sekali pun ada orang yang mengatakan bahwa anak-anak muda masa sekarang hanya mengenal Sumpah Pemuda sebatas dari peringatan seremonial. Sedangkan keteladan yang dapat dipetiknya masih tergolong minim.
“Penting juga untuk tetap diingat, Presiden Prabowo Subianto tegas-tegas memberikan keteladanan akan pentingnya ruh kebangsaan Indonesia di hadapan Sidang Majelis Umum Persatuan Bangsa-Bangsa, dalam upaya terciptanya kedamaian dunia, di mana fokusnya untuk mengakhiri konflik yang telah terjadi dan berakibat: rakyat Palestina menderita berkepanjangan,” sebut dia.
Di tengah arus globalisasi, berkembangnya media sosial, serta gaya hidup ‘modern’, diakui Nurzengky, memang ada dari sebagian generasi muda lebih terikat kepada identitas kelompok, daerah, atau bahkan pengaruh budaya asing dibandingkan dengan semangat nasionalisme dan persatuan Indonesia.
“Oleh sebab itu, perlu disarankan kepada pemerintah, dunia pendidikan dan lain-lain, agar rasa kebangsaan sangat penting untuk terus kuatkan kepada generasi muda. Seperti dengan dilakukannya aksi-aksi atau kegiatan nyata, gotong royong, hingga pengembangan konsep saling harga-menghargai dalam perbedaan, dengan tujuan memberikan kontribusi untuk kemajuan bangsa dan negara,” ungkap dan harap dia.
Menurut Nurzengky, banyak sekali pihak-pihak yang menyarankan agar pejabat-pejabat di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) seharusnya menjadi teladan dengan tidak mengedepankan gaya hidup hedonistis. “Saran demikian sudah seharusnya dijadikan bahan kajian supaya suatu jabatan tidak merusak gaya hidup masyarakat dalam berbangsa dan bernegara dengan basis kebersamaan,” pesan Nurzengky.
Sejarah telah membuktikan bahwa masyarakat Indonesia selama ini dipersatukan dengan ruh dan jiwa sumpah pemuda. “Oleh sebab itu, ruh dan jiwa sumpah pemuda itu sudah seharusnya menghunjam kuat di hati seluruh masyarakat, termasuk ketika bangsa ini membentuk harapan hingga ke masa-masa yang akan datang,” harapnya.
Sementara itu, Indonesia saat ini tengah menyongsong generasi ‘Indonesia Emas.’ Pada momentum peringatan Hari Sumpah Pemuda –pekan depan– sudah semestinya pula dijadikan perhatian bagi semua pihak, tak terlepas pihak pemerintah pusat dan daerah hingga desa-desa, kampus dan sekolahan, untuk bersama-sama menggaungkan Sumpah Pemuda sebagai penyemangat persatuan dan kesatuan bangsa.
“Pemuda, memang harus punya semangat dan daya juang. Pemuda Indonesia, seharusnya bersatu padu dalam mempertahankan tanah air di lingkungan masing-masing. Apalagi, Bahasa Indonesia saat ini sudah mendunia,” kata Nurzengky pula.
Ia kembali mengingatkan bahwa pada 23 September 2025 lalu, pidato Presiden RI Prabowo Subianto di hadapan Majelis Umum PBB mendorong untuk mempersatukan antara negara-negara di timur dengan di barat. Dikutip dari website setkab go.id, bahwa Sidang Majelis Umum tahun ini menjadi momentum penting bagi Indonesia; Tidak hanya untuk kembali tampil di level tertinggi pada forum PBB, namun juga untuk menegaskan posisi Indonesia sebagai pemimpin Global South yang konsisten menyuarakan agenda reformasi tata kelola dunia agar lebih adil dan inklusif.
Pada kesempatan pidato di PBB itu, ungkap Nurzengky bahwa ajakan Presiden Prabowo agar negara-negara di bagian timur dan barat bersatu dalam mendamaikan Palestina.
“Maka dari itu, menyongsong momentum Hari Sumpah Pemuda ke-97 tahun, pada 28 Oktober mendatang, hendaknya lebih difokuskan menyemangati: agar pemuda Indonesia visioner dan giat merajut perdamaian di dalam negeri guna menuju perdamaian global,” ajak Nurzengky mengakhiri. (dere/awan-news)















