Affan Kurniawan, Nama yang Tak Boleh Hilang di Tengah Riuh Demokrasi

  • Bagikan

Oleh: Oksi Juniardi (Aktivis Sosial)

Kematian Affan Kurniawan (21), seorang driver ojek online yang terlindas mobil taktis Brimob saat demo di Pejompongan, adalah luka yang seharusnya membuat kita berhenti sejenak: apa arti demokrasi bila rakyat kecil justru menjadi korban?

Affan bukan orator, bukan provokator. Ia hanya seorang anak muda yang menjemput rezeki di jalanan, namun takdir buruk merenggutnya dengan cara yang tak seharusnya. Ketika negara gagal melindungi nyawa warganya, apalagi dari alat yang seharusnya menjaga keamanan, maka kita patut bertanya: apakah demokrasi kita masih berpihak pada rakyat?

Sering kali kita mendengar bahwa rakyat adalah tuan, negara hanyalah pelayan. Tetapi realitas di lapangan justru sebaliknya. Sebuah kendaraan taktis berubah menjadi mesin yang merampas masa depan seorang anak bangsa. Jika prosedur dan kontrol benar-benar dijalankan, Affan mungkin masih bisa pulang, membawa senyum untuk orang tuanya.

Tragedi ini tidak boleh berhenti di pemakaman. Negara wajib hadir bukan hanya dengan ucapan belasungkawa, tetapi juga dengan pertanggungjawaban nyata—hukum yang tegas, transparansi, dan keadilan.

Affan Kurniawan kini memang telah tiada. Namun namanya tak boleh hilang di tengah riuh demokrasi yang semakin bising. Ia adalah pengingat bahwa rakyat bukan sekadar angka dalam statistik, melainkan manusia yang layak dilindungi. Mengabaikan kisah Affan sama saja dengan membiarkan demokrasi kita perlahan kehilangan makna.

banner 120x600
  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *